Falafel merupakan salah satu makanan terkenal yang berasal dari

Timur Tengah, khususnya Mesir. Camilan ini dikenali di seluruh dunia dengan rasa yang kaya dan tekstur yang renyah di bagian luar serta lembut di bagian dalam. Falafel dibuat dari bahan-bahan sederhana, namun proses pembuatannya memerlukan keterampilan dan perhatian agar rasa dan teksturnya tepat. Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih jauh tentang falafel, sejarahnya, cara membuatnya, serta ciri khas dari falafel tradisional Mesir.

Sejarah dan Asal Usul Falafel

Falafel diperkirakan berawal dari Mesir pada sekitar abad ke-4 Masehi. Meskipun begitu, falafel kini sangat terkenal di berbagai negara Timur Tengah dan memiliki banyak variasi, tergantung pada daerahnya. Di Mesir, falafel tradisional disebut dengan nama “ta’ameya”, yang memakai kacang fava sebagai bahan utama. Falafel pada awalnya adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat Mesir pada bulan Ramadhan sebagai pengganti daging, terutama karena harganya yang terjangkau dan cara pembuatannya yang mudah.
Seiring waktu, falafel menyebar ke negara-negara lain di Timur Tengah, dan meskipun bahan utamanya tetap sama, terdapat variasi dalam bahan dan cara penyajiannya di masing-masing negara. Mesir tetap menjadi tempat asal falafel, dan variasi “ta’ameya”-nya tetap menjadi favorit masyarakat di sana.

Proses Pembuatan Fresh Falafel

Bahan-Bahan Segar
Falafel Mesir dibuat dari kacang fava yang dihaluskan bersama rempah-rempah segar seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, jintan, dan peterseli. Rempah-rempah yang digunakan memberikan aroma khas dan rasa yang lezat pada falafel. Beberapa variasi menggunakan tambahan daun mint atau koriander untuk meningkatkan rasa.
Bahan-bahan lainnya meliputi tepung, yang berfungsi untuk memadatkan adonan, dan sedikit air untuk mengikat semuanya. Proses pencampuran bahan-bahan ini sangat penting untuk memastikan bahwa tekstur falafel akan ringan dan renyah di luar, tetapi lembut dan berbumbu di dalam.

Pembuatan Adonan

Setelah bahan-bahan tercampur dengan baik, adonan falafel dibentuk menjadi bola-bola kecil atau bulat pipih, tergantung pada selera. Penting untuk membentuk falafel dengan ukuran yang konsisten agar matang secara merata saat digoreng. Umumnya, adonan dibiarkan selama beberapa jam di dalam kulkas agar lebih padat dan mudah dibentuk.

Penggorengan

Falafel digoreng dalam minyak panas hingga berwarna cokelat keemasan dan renyah. Penggorengan yang tepat dapat menghasilkan falafel yang garing di luar, sementara bagian dalam tetap lembut dan penuh rasa. Proses penggorengan ini sangat penting untuk mendapatkan falafel yang sempurna.

Keunikan Fresh Falafel dari Mesir
Rasa yang Khas

Ciri khas falafel Mesir terletak pada penggunaan kacang fava sebagai bahan utama, yang memberikan rasa yang lebih lembut dan sedikit manis dibandingkan dengan falafel yang terbuat dari chickpea (kacang arab), yang lebih umum di negara lain. Kombinasi rempah-rempah segar seperti ketumbar dan jintan menambah kedalaman rasa, menjadikannya hidangan yang tidak hanya lezat tetapi juga aromatik.

Penyajian yang Beragam

Falafel dapat disajikan dengan berbagai cara, tergantung pada selera. Di Mesir, falafel biasanya dihidangkan dalam roti pita atau pita tipis dengan pelengkap seperti sayuran segar, tomat, timun, selada, dan tahini (saus wijen). Beberapa orang juga menambahkannya dengan saus pedas atau yogurt untuk memberikan rasa yang lebih kaya. Falafel juga dapat disajikan dengan hummus atau baba ghanoush sebagai pendamping.

Makanan Sehat dan Bergizi

Falafel adalah makanan yang sehat dan bernutrisi, terutama untuk vegetarian atau orang yang menghindari produk hewani. Mengandung banyak protein, serat, dan vitamin dari kacang fava serta rempah-rempah, falafel merupakan camilan yang bergizi dan mengenyangkan. Selain itu, falafel juga tidak mengandung bahan pengawet dan aditif, sehingga menjadikannya pilihan makanan alami yang lebih sehat.