Iwak Pakasam atau yang lebih dikenal sebagai Iwak Basamu
adalah salah satu makanan tradisional khas Kalimantan Selatan yang terkenal dengan rasa asam, pedas, dan gurih. Makanan ini terbuat dari ikan yang menjalani proses fermentasi, menghasilkan cita rasa yang unik dan khas. Iwak Pakasam/Iwak Basamu sangat disukai oleh masyarakat Kalimantan, terutama sebagai pelengkap nasi dalam berbagai kesempatan.
Asal Usul dan Sejarah Iwak Pakasam/Iwak Basamu
Sejarah dan Asal-Usul Makanan
Iwak Pakasam atau Iwak Basamu memiliki sejarah panjang dalam budaya kuliner Kalimantan Selatan. Istilah “Pakasam” berasal dari bahasa Banjar yang berarti fermentasi atau pembusukan ikan. Proses fermentasi ini memberikan rasa khas dan merupakan metode yang digunakan oleh nenek moyang untuk mengawetkan ikan agar dapat bertahan lama.
Ikan yang biasa digunakan dalam pembuatan Iwak Pakasam adalah ikan laut atau ikan air tawar, seperti ikan patin, ikan gabus, atau jenis ikan lain yang mudah diperoleh di perairan Kalimantan. Proses pembuatan Iwak Pakasam dilakukan dengan mengoleskan bumbu khas seperti garam, asam jawa, dan rempah-rempah, lalu ikan tersebut dibiarkan terfermentasi selama beberapa hari sebelum siap untuk disantap.
Pengaruh Kuliner Kalimantan Selatan
Iwak Pakasam/Iwak Basamu merupakan contoh yang nyata akan pengaruh kekayaan alam serta budaya Kalimantan dalam kulinarinya. Sebagai masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai dan pesisir, mereka memanfaatkan ikan sebagai bahan utama dalam masakan. Ikan yang diawetkan melalui fermentasi atau pakasam tidak hanya memberikan rasa yang berbeda, tetapi juga memiliki daya tahan lebih lama, terutama saat musim hasil tangkapan melimpah tidak ada.
Proses Pembuatan Iwak Pakasam/Iwak Basamu
Pemilihan Ikan yang Tepat
Pembuatan Iwak Pakasam dimulai dengan pemilihan ikan yang segar. Umumnya, ikan yang digunakan adalah ikan air tawar yang memiliki daging tebal dan rasa gurih, seperti ikan patin atau ikan gabus. Ikan yang telah dipilih kemudian dibersihkan dan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan.
Proses Fermentasi
Setelah ikan dibersihkan, ikan tersebut diberikan bumbu khas seperti garam, asam jawa, dan rempah-rempah lainnya. Selanjutnya, ikan dibiarkan dalam wadah tertutup selama beberapa hari untuk menjalani proses fermentasi. Selama proses ini, ikan akan mengeluarkan cairan alami yang memberikan rasa asam yang khas pada Iwak Pakasam.
Penyajian Iwak Pakasam
Setelah proses fermentasi selesai, Iwak Pakasam siap untuk dimasak. Ikan yang telah difermentasi akan dipanggang atau digoreng, kemudian disajikan dengan nasi putih. Biasanya, Iwak Pakasam disajikan bersama sambal, lontong, atau sayuran segar sebagai pelengkap.
Keunikan dan Cita Rasa Iwak Pakasam
Rasa Asam, Pedas, dan Gurih
Keistimewaan dari Iwak Pakasam/Iwak Basamu terletak pada rasa yang dihasilkan dari proses fermentasi. Rasa asam yang kuat, pedas dari bumbu rempah, dan gurih dari ikan yang terfermentasi memberikan kombinasi rasa yang sangat khas dan lezat. Hidangan ini menyajikan sensasi rasa yang berbeda dibandingkan dengan masakan ikan lainnya.
Makanan yang Menggugah Selera
Iwak Pakasam memiliki aroma yang tajam dan menggugah selera, menjadikannya hidangan yang sangat menarik bagi para pecinta kuliner. Ketika digoreng atau dipanggang, daging ikan terasa lembut dengan lapisan luar yang renyah. Rasa asamnya yang khas juga memberikan keunikan tersendiri, membuatnya menjadi hidangan yang tidak terlupakan.
Kaya Nutrisi
Selain rasa yang enak, Iwak Pakasam juga tinggi akan kandungan nutrisi. Ikan yang dipakai dalam pembuatan Iwak Pakasam memiliki protein, asam lemak omega-3, dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Proses fermentasi juga meningkatkan kandungan probiotik, yang baik untuk sistem pencernaan.